Aksi demonstrasi dan revolusi menentang pemerintahan yang terjadi di Timur Tengah ternyata tidak hanya terjadi di Tunisia maupun Mesir. Aksi menuntut adanya revolusi ini juga telah menjalar di beberapa negara lain yang berada di Timur Tengah dan juga merebakke Afrika Utara. Berikut merupakan negara-negara yang sedang mengalami protes rakyat menuntut adanya perubahan dalam pemerintahan.
1. Aljeria
Pemerintah Aljeria menyatakan akan segera menghapuskan Undang-undang Darurat yang telah dilaksanakan selama 20 tahun. Tindakan itu diambil setelah terjadi aksi demonstrasi yang menginginkan perubahan kekuasaan. Dalam aksi tersebut terjadi pertempuran antara pendemo dengan polis.
2. Bahrain
Aksi protes di negara Teluk Parsi, Bahrain menyebabkan kematian seorang pendemo dan tiga orang polisi kritis. Demonstrasi itu menuntut reformasi politik, perubahan hak berpolitik, menghormati hak asasi, dan menghentikan diskriminasi sistem pada Syiah. Aksi itu awalnya berlangsung aman hingga polis kemudian berusaha menyuraikan dengan menggunakan peluru getah dan menyembor gas berasid.
3. Iran
Puluhan ribu pendemo melakukan perarakan panjang di Jalan Revolusi di ibukota Iran, Teheran Isnin lalu. Mereka memprotes presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Aksi itu awalnya berlangsung aman ketika mereka bergerak menuju Azadi Square tetapi berlaku pertempuran dengan polis yang ingin menghalangi mereka.
4. Iraq
Ribuan orang menyertai demonstrasi di berbagai bandar bulan ini. Mereka memprotes kemiskinan yang bermaharajalela, 45 % rakyat menggangur, dan terbatasnya stok makanan, elekrik dan air. Setelah aksi protes itu, Perdana Menteri Nuri al-Maliki mengumumkan ia akan memotong setengah gajinya ditengah-tengah keadaan buruknya layanan awam dan kurangnya bekalan air. Al-Maliki juga menyatakan tidak akan melanjutkan tempoh pemerintahannya untuk penggal ketiga setelah masa pemerintahannya berakhir pada 2014.
6. Jordan
Raja Abdullah II melantik kabinet yang baru setelah terjadi protes anti pemerintah. Kabinetyang baru diberi mandat melakukan reformasi politik. Keadaan ekonomi di Jordan terpukul oleh penurunan ekonomi global dan meningkatnya harga komoditi, dan angka pengangguran kumpulan muda sangat tinggi, seperti yang terjadi di Mesir.
7. Libya
Seruan untuk melakukan aksi demonstrasi aman yang di selenggarakan pada hari Isnin lalu diumumkan melalui media sosial facebook. Aksi protes ini berada dalam pengetahuan pemimpin Moammar Gadhafi yang telah memerintah negara itu selama hampir 40 tahun. Namun, tidak diketahui apakah aksi protes itu berhasil dilakukan.
8. Pemerintah Palestin
Kabinet Perdana Menteri Salam Fayyad mengundurkan diri dan menyerahkan kepada pemerintah Palestin Presiden Mahmoud Abbas pada Isnin lalu, sehari setelah pengumuman pelihanraya pada September. Pemerintah Palestina tidak melihat ada kesamaan demonstrasi seperti yang terjadi di beberapa negara Arab, tetapi pemerintah dikritik sejak Aljazeera menerbitkan dokumen rahsia hubungan sulit dengan Israel.
9. Syria
Pemerintah Syria membatalkan rancangan penarikan subsidi yang kan membuat kos hidup tetap rendah. Presiden Bashar al-Assad berkata demikian semasa diwawancara oleh media asing, sesuatu yang jarang ia lakukan. Dalam wawancara dengan The Wall Street Journal, ia mengatakan akan melakukan reformasi dengan mengadakan pilihanraya tempatan, mengubal peraturan media yang baru, dan memberikan kebebasan lebih pada organisasi swasta. Rancangan aksi “Hari Kemarahan” yang disusun melalui Facebook pun gagal diwujudkan.
9. Sudan
Pendemo bertempur dengan polis di beberapa lokasi.Human Rights Watch menyatakan pemerintah menggunakan kekuatan yang berlebihan selama aksi aman pada 30 dan 31 Januari di Khartoum dan beberapa kota sebelah utara yang menyeru penghentian kuasa oleh Parti Kongres Nasional yang berkuasa. Aksi itu juga membantah kenaikan harga-harga barang. Dalam aksi itu, polis menggunakan paip, tongkat dan gas berasid untuk menghalau pendemo. Sejumlah pendemo ditahan, termasuk 20 orang yang hingga kini masih hilang.
10. Yaman
Pertempuran antara anti dan pro pemerintah di ibukota Yaman, Sana’a berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Sebanyak 200 orang anti pemerintah berhadapan dengan 300 pro-pemerintah. Mereka saling melempar batu dan mengacu pisau dan belati
No comments:
Post a Comment